Anak Demam itu Berjuta Rasanya

“Bi, hari ini ada jadwal imunisasi. Air mau ikut Imunisasi DTP/H ndak?”

Pagi itu tiba-tiba umi menelepon abi, pertanyaan itu dan jawaban yang akan abi berikan sepertinya menghancurkan perasaan abi sendiri dan umi. Betapa tidak, setelah abi mengiyakan untuk Air imunisasi, kejadian yang tidak menyenangkan pada Air terus menerus menakutkan abi dan umi sepanjang hari sampai keesokan harinya. 1 jam setelah Air di Imunisasi DTP/H umi menelepon lagi abi, menanyakan apakah Air diminumi obat penurun panas setelah Imunisasi. Langsung saja abi jawab JANGAN! Air saja selama ini minum air putih pun belum abi dan umi perbolehkan, masak kami mau memberikan senyawa kimia kedalam tubuh Air.

Abi dan umi tahu sekali efek yang akan terjadi setelah Imunisasi DTP/H itu dan kami juga tahu salah satu cara yang paling cepat meredakan panas itu adalah pemberian parasetamol dengan doses tertentu. Tapi Abi dan umi ber Azzam tidak akan memberikan carian kimia apapun kepada Air selama masih ada alternative cara penyembuhan lain yang bisa dilakukan walaupun caranya sulit dan lama. Oleh karenanya abi langsung menolak ketika umi minta abi apakah Air akan diminumi obat penurun panas.

Kejadian demi kejadian yang dikhawatirkan benar-benar terjadi semua kecuali satu kejadian yang memang tidak kami harapkan. Jam 11 siang, 1 jam sebelum abi pulang makan siang dan melihat Air, umi kembali SMS yang mengabarkan kondisi Air terkini.

“Abi, Air nangisnya seperti habis pulang dari Rumah Sakit setelah persalinan. Minta di peluk terus dan tidak mau ditinggal. Mas cepat pulang ya!”

Dag dig dug berdegup jantung abi membaca SMS umi, lalu abi coba googling tentang pengatasan demam pada bayi dan banyak sekali versi yang abi dapatkan. Tapi dari beberapa alternatif itu, abi menemukan lima hal yang bisa dilakukan agar bayi tidak panas.

1. Beri ASI lebih banyak dari biasanya.

2. Lakukan Skin to Skin ke Bayi.

3. Kompres dengan air hangat.

4. Rendam bayi dalam air hangat.

5. Jangan selimuti bayi dengan kain tebal

Langsung saja abi SMS kan lima hal tadi kepada Umi, kemudian membeli termoteter digital sebelum abi pulang untuk makan siang dan menimangmu di rumah. Setelah di rumah, tibul kekecewaan abi ke umi karena belum sama sekali melakukan alternatif cara yang abi informasikan. Tapi itu memang dapat dimaklumi air, karena umi memang terlalu sensitif. Melihatmu dengan badan sepanas itu saja, sudah membuat umi sangat sakit, dan pasti tidak bisa meninggalkanmu untuk melakukan alternatif penyembuhan yang abi informasikan. Oleh karena itu, ini adalah saat abi untuk jadi Malaikat penyembuhmu, selain memang dari ASI umi lah factor utama yang membantumu jauh dari demam.

Walaupun hanya setengah jam, abi tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk membantu penyembuhanmu. Langsung abi lepas baju kerja abi, bertelanjang dada serta melepas pakaianmu kemudian mendekapmu erat sambil abi gendong, karena jika posisi tidur, Air pasti tidak akan bisa diam. Menangis dan merintih. Beda dengan dekapan umi mu, dalam posisi apa saja, kamu pasti nyaman dan kemudian tertidur didekapanmu. Pilih Kasih kamu Air ke abi dan umi. Setengah jam istirahat itu, rasa panas tubuhmu benar-benar abi rasakan, abi benar-benar tahu rasa panas yang sedang kamu alami sekarang ini. 38.4°C itu bagi umi saja harus ke Rumah Sakit waktu mengandung Air, apalagi buat Air yang baru berusia 2.5 bulan ini. Sedih rasanya melihat ekspresimu yang tanpa senyum sedikitpun yang jauh seperti bisasnya.

Selapas setengah jam itu, abi kembali ke Kantor degan tidak tenang. Tentu saja, bapak mana yang tahu anaknya sakit dirumah bisa tenang bekerja di kantor. Tidak fokus itu membuat abi browsing tentang panas pada anak, dan yang mengagetkan abi adalah efek yang luar biasa kalau panas itu tidak segera di turunkan bisa berakibat kejang dan merusak syaraf pada otak. Lemes sudah bada abi membaca artikel itu. Sempat terpikir untuk meredakan panasmu dengan paracetamol, tapi hati kecil abi lebih keras berkeyakinan untuk menahan agar Air tidak diberi obat apapun.

Malamnya kondisi Air sama sekali tidak ada perubahan, bahkan derjat di thermometer menunjukkan angka yang mengejutkan. 38.8°C. Panik berat saat itu, tapi abi berusaha untuk tetap tenang agar ibumu tidak tambah stress melihat gelagat abi. Karena sekalinya umi stress, maka prosuksi ASI juga akan berkurang yang konsekuensi yang abi yakini adalah demamu tidak akan turun. Ya tetap tenang dalan kegalauan. Skin to skin tetap abi lakukan. Jadi sepanjang malam Air dan abi selalu telanjang dada dan abi hanya berpakaian untuk shalat saja. Pukul 20.00 Air rewel semakin manjadi, rasa khawatir semakin bertambah-tambah dari abi dan umi. Tapi thermometer masih belum menunjukkan penurunan ataupun pengurangan. Abi mengambil langkah yang agak berani, yakni menyiapkan obat penurun panas agar siap minum ke Air. Hanya jaga-jaga ketika suhu badanmu mencapai 40°C.

Pukul 22.00 Air belum ada tanda-tanda untuk tidur, padahal jam 8 biasanya Air sudah tidur lebih dahulu. Proses skin to skin masih abi jalankan. Asipun juga terus di berikan, walapun Air harus dipaksa abi dan umi untuk mau menghisap ASI, karena mulut Air selalu saja tertutup, tapi Alhamdulillah Air masih jadi anak baik dengan menjadi anak yang patuh pada orang tua. Setangah jam kemudian Air akhirnya mulai merintih mengigau kecil dan lanjut terlelap dalam dekapan abi di proses skin to skin. Jam 23.00 alhamdulillah menujukkan perkembangan cukup baik, suhu badan air turun di 37.9°C, belum tertalu baik, tapi cukup untuk membuat abi dan umi tersenyum melihat kemajuan ini.

Dan Alhamdulillah, Allah mendengar doa dan melihat ikhtiar abi dan umi. Pukul 03.00 esok harinya, Air sudah mulai tersenyum dan teriak-teriak ceria seperti biasanya. Walaupun suhu badan Air masih 36.9°C, tapi senyum dan terikan Air sungguh menjadi bagian terindah selama proses Air mengalami demam ini.

Mulai sekarang dan nantinya, ini menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kami dalam mengatasi kondisi Air yang demam.

Pembelajaran yang sangat berharga dan mungkin bisa kawan-kawan pembaca lakukan ketika ada anggota keluarga yang sakit, (Istri, Suami dan Anak) bisa mencoba lima hal yang sudah saya lakukan terutama untuk skin to skin, karena proses ini menjadi sarana yang paling tepat untuk mengkompres.

Semoga Bermanfaat

About Avatar Dad

Avatar Dad adalah hanya sekedar nickname. Avatar Dad adalah penulis bebas. Inginnya dalam setiap tulisannya dalam format cerita, sebagai pembelajaran untuk bercerita ke anak-ana kelak

4 thoughts on “Anak Demam itu Berjuta Rasanya

  1. hanis berkata:

    air…ikut trenyuh ammah…
    yg sehat ya nak. syukron ilmunya abi adit. boleh jg ni inspirasi blog keluarga.

  2. freddy20efri berkata:

    yupss… bisa menjadi tambahan pengetahuan yg lagi mempersiapkan keluarga…

  3. cumakatakata berkata:

    tertahan nafas ketika membaca,
    apalagi bagi saya yg belum merasakan cerita ini,
    saya salut sobat, denngan pilihan sobat tidak memberi obat2 pada sang buah hati,

    saya berharap, sama seperti yang sobat harapkan padabuat Air…

    semoga Alloh melindungi keluarga sobat..

Tinggalkan Balasan ke hanis Batalkan balasan